Telat Belajar Investasi di Usia Produktif
Pada tulisan saya sebelumnya, saya sempat membahas tentang investasi. Buat saya itu hal yang baru, dan agak takut awalnya dengan yang namanya investasi mengingat selama ini memang saya hanya menabung rutin saja dari bulan ke bulan. Emang pada awalnya agak takut yang namanya Investasi, karena selalu ada kata rugi dan paling parah kena tipu. Makanya sampai dengan awal tahun kemarin saya masih belum berani berinvestasi, terlalu banyak mendengar dan membaca paradigma negatif tersebut. Setelah mencari tahu dengan membaca salah satu blogger yang khusus membahas tentang Investasi dan juga melihat Youtube punya Raditya Dika dan Felicia Putri maka sayapun ingin belajar investasi jangka pendek. Yapikirku saat itu, mending memulai daripada tidak sama sekali kan? Rugi itu bisa saja tapi sebenarnya bisa di minimalisir dengan melihat tempat dimana kita berinvestasi. Saat ini sih saya lebih percaya bila sudah terdaftar di OJK. Sebenarnya ini bukan tolak ukur mendasar, karena sudah ada beberapa juga yang termasuk dalam daftar OJK tapi masih mengalami masalah. Maka harus benar-benar membaca dan menonton untuk mencari referensi.
Balik lagi nih, Investasi itu emang banyak macamnya, mulai dari yang sering kita dengar berupa tanah, rumah, emas, saham, reksadana, obligasi, deposito dan lainnya. Semua memiliki plus minus masing-masing sebenarnya. Tapi kembali ke kalian, investasi seperti apa yang di inginkan. Kalau saya sendiri saat ini merasa cukup dengan bunga 1-2% per bulan dari nilai yang di investasikan. melalui Peer to Peer Lending. Hitungannya memang kecil, karena mencari yang tidak begitu beresiko tinggi.
Sebagai pengalaman pertama, saya menginvestasikan uang saya melalui P2P Lending, Dana Syariah. Dana Syariah sendiri pada saat registasi awal tidak begitu sulit untuk verifikasinya, cukup foto KTP dan Foto sambil megang KTP dan dalam kurun waktu sejam sudah berhasil terverifikasi dan sudah bisa mulai berinvestasi. Di Dana Syariah ini kita akan diminta menjadi investor dalam proyek pembangunan perumahan yang tentunya mereka juga sudah diverifikasi oleh tim Dana Syariah, untuk menghindari kredit macet tentunya. Nilai proyek pembangunannya berbeda-beda, nilai persen% yang kita dapatkan dalam setahun bisa berbeda. Tergantung berapa lama proyek berlangsung dan kebijakan dari peminjam yang menyanggupi memberikan berapa persen% ke investor. Lama proyek pembangunannya mulai dari 4bulan - 12 bulan, namun rata-rata yang saya lihat adalah 8bulan -10 bulan saja. Tapi nanti kalian bisa milih, mau mengikuti proyek yang mana dan bisa melihat persentase pendapat setiap bulannya. Namun rata-rata di awal bulan sampai 2 bulan terakhir proyek itu mendapatkan 1% dari nilai yang sudah kita investasikan dan pada bulan terakhir proyek kita akan mendapatkan bonus dan uang yang kita investasikan akan dikembalikan ke rekening yang sudah terdaftar di Dana Syariah. Kalau dalam 2 hari dana tersebut masih belum kita pakai, maka dari Pihak Dana Syariah akan mengalokasikan dana itu kembali untuk proyek yang sudah mereka tentukan sendiri. Jadi ada baiknya kita mengetahui tanggal berapa pengembaliannya.
Nilai TBK Dana Syariah = 99.85% cukup menjanjikan, apalagi benar setiap bulan saya ditransfer disetiap akhir bulan disekitar minggu terakhir. Untuk mulai berinvestasi, bisa dimulai dari Rp.1.000.000,- dan berlaku kelipatan.
Selain itu saya mencoba juga untuk berinvestasi Reksa Dana di Bibit. Awal tertarik karena lihat Youtube dari Raditya Dika, dan ada salah satu teman yang ikut. Pikirku saat itu adalah gimana mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya dengan berinvestasi melalui platform ini, tapi memang tidak semudah itu karena semua butuh waktu dan proses. Apalagi sekarang reksa dana cenderung agak lambat memang naiknya, ditambah lagi proses update untuk saham di hari yang sama itu di jam 10 malam, jadi keesokan harinya saat akan berinvestasi masih dengan harga semalam. Ada plus dan minus nya juga dengan sistem seperti ini. Disatu sisi saat sedang turun kita bisa hold dulu sampai menunggu pada malam hari apa sedang naik atau turun tapi kalau tidak ya bisa jadi yang kita dapat dengan nilai reksa yang lebih tinggi. Harus rajin mantau sih untuk membeli. Buat yang suka investasi jangka panjang ini juga lumayan bagus, karena dalam setahun bisa mendapatkan hingga diatas 18% tergantung perusahaan yang kita danai juga.
Terus ada cerita lucu saat investasi di Bibit ini, karena sudah hampir 2 bulan aku gak investasi tau-taunya malah naik hampir 2% padahal kemarin-kemarin posisinya yang saya beli selalu merah makanya jadi malah buat top-up bulanan. Jadi sedikit nyesal sih kenapa saat turun kemarin gak beli saja karena pasti akan naik tapi apa boleh buat, karena keburu berpikir kenapa untungnya lama sekali. Padahal ini salah satu investasi yang jangka panjang baru benar terasa keuntungannya. Nilai awal berinvestasi mulai dari Rp. 500.000,- dan dengan nilai sebesar itu akan mendapatkan berapa lembar unit tergantung harga pada saat pembelian.
Kemudian saya juga mencoba menjadi investor di koperasi yang di kelola kantor, sebelumnya sayapun bertanya ke Ketua Koperasi yang tidak lain salah satu teman dekat dikantor mengenai mekanisme untuk mendapatkan keuntungannya bagaimana. Dan ternyata lebih mudah juga buat investasi dan bisa diambil sewaktu-waktu, tentu nilainya untuk berinvestasi juga tidak terbatas dan bisa mulai dari berapapun. Jadi saya pikir tidak ada salahnya juga untuk berinvestasi disini. Untuk pembagian hasilnya melalui SHU tahunan.
Yuk investasi yuk mulai sekarang, jangan sampai telat. Apalagi sekarang berinvestasi bisa lewat Hape. Lebih mudah lagi kan.
Sharing dong pengalamannya yang sudah berinvestasi untuk referensi saya atau teman yang lain yang ingin berivenstasi.
16 Comments
Saat ini saya sih baru berani investasi logam mulia gitu mbak. Semacam nabung sedikit demi sedikit. Bismillah aja deh.
ReplyDeletePingin juga sih investasi semacam saham, reksadana atau yang lainnya. Tapi emang belum berani sih akunya.
saya baru juga nih belajar investasi digital mulai dari saham sampai aset kripto. Tapi ngga ada kata terlambat deh, daripada ngga sama sekali
ReplyDeleteAku sejak kerja di bank sih JD tahu yg namanya Reksadana, obligasi, saham dll :D. Dan Krn kenal dengan banyak financial planner di bank, aku belajar dr mereka gimana cara tepat menginvestasikan danaku. Risk profile ku sendiri termasuk yg speculative mba, artinya aku berani ambil resiko tinggi demi dpt return tinggi :D.
ReplyDeleteMakanya aku main di saham pakai aplikasi ipot dan Mirae securities.
Trus aku juga nabung di tabungan emas digital juga rutin beli logam mulia dlm bentuk fisik. Biar gimana emas itu save heaven . Dan tidak kena inflasi. Buatku LM ini buat tabungan tua.
Aku juga investasi di peer to peer lending, tp blm kepengen yg syariah. Msh agak blm yakin aja . Yg aku pilih investree dan Modal Rakyat juga asetku. Tp uang ku yg di sini untuk tabungan jalan2 sih :D. Biar Cepet berkembang :D.
Aku juga belajar investasi kecil-kecilan mulai dari reksa dana hingga nabung logam mulia.. Nggak terlalu kuperhatikan sih naik turunnya karena aku nabungnya buat jangka panjang kayak biaya kuliah anak-anak dan biar duitnya nggak kepakai buat jajan melulu.. Hehe...
ReplyDeleteIya sih investasi tuh penting banget untuk masa depan, tpi menurutku gak ada kata telat, karena lebih baik telat daripada tidak sama sekali.
ReplyDeletebetter late than never, aku juga sama sih telat belajar investasi, karena semakin lama diinvestasikan maka nilainya akan semakin fantastis, aku masih hijau banget dan pengen belajar lagi dan lagi...
ReplyDeleteAku sebenarnya sdh terliterasi soal investasi agak lama, tapi baru beneran melakukan itu tahun 2017, cuma baru sebatas reksadana aja sih blm menjajal saham dll
ReplyDeleteAku juga harus mulai mikirin investasi nih. Beberapa pos nanti buat anak sekolah nanti. Apalagi anak udah dua. Harus kenceng nabung & investasinya.
ReplyDeleteSaya ini masih selalu kebingunan mau investasi di mana atau investasi apa. Masih konvensional, mengandalkan tabungan :D
ReplyDeleteKalo saya memang lebih nyaman investasi dalam bentuk logam mulia. Itu pun tidak seberapa. Hahaha.
ReplyDeleteInvestasi terbesar yang memungkinkan yang saya bisa adalah investasi anak, hahaha
Pengen ikutan nyoba investasi. Tapi masih blum berani karena belum paham betul. Baca informasi di atas pun saya masih harus mencerna agak lama. Hihi but terima kasih share-nya
ReplyDeleteMakasih sharingnya kak, duluu pernah ikut ORI setelah itu gak lagi, belum brani main saham reksadana hehehe masih percaya simpan sendiri. lihat tmn2 kejadian asuransi jiwasraya atau yg unit link asuransi pas due datenya malah merugii byk smuaa, jadi takut mending simpen sendiri pahitnya buat happy2 sekeluarga drpd hilang karena merugi itu pikiran saya pribadi lho ya hehehe
ReplyDeleteKalau investasinya perhiasan emas yang disimpan di rumah. Itu investasi bukan kak? Haha, jujur aku belum berani investasi ke bank atau ke lembaga yang lain. Lebih suka menabung, hehe. Khawatir investasinya disalahgunakan orang, kepotong dana ini itu, atau bahkan hilang. Jadi takut... Tapi baca artikel kakak, sharingnya keren. Jadi tambah wawasan 🤗👍 Sukses selalu ya kak ❤️
ReplyDeleteKalau menurut saya sih tidak ada kata terlambat buat belajar. Investasi itu banyak jenisnya, di masa pandemi begini paling aman main yang low risk. Gapapa slow motion atau cuan dikit. Daripada daripada. Hehe. Belajar dari kasus subprime mortgage di AS yang bikin krisis ekonomi di 2000an.
ReplyDeleteSebenernya kalau kita sudah membaca berbagai literatur mengenai investasi maka tak akan takut ya mba. Saya sendiri ingin banget punya investasi cuma kok masih takut
ReplyDeletesaya sih juga termasuk yang telat investasi. baru sampai tahap menabung dalam bentuk logam mulia...
ReplyDeletemakasih banyak artikelnya cukup mencerahkan, barangkali setelah ini saya akan memberanikan diri untuk investasi dalam bentuk lainnya